Social Icons

Pages

Senin, 21 Oktober 2013

ROLE MODEL MAHASISWA IDEAL

     Mahasiswa adalah sosok generasi muda yang berada pada jenjang akhir pendidikan yaitu Perguruan Tinggi. Manusia pada usia – usia mahasiswa ini digambarakan sebagai sosok yang intelek, energik, dan pemikir. Bisa dikatakan pula bahwa mahasiswa adalah masyarakat intelektual dalam sebuah Negara. Maka tak salah jika dikatakan di tangan para mahasiswa lah arah gerak suatu negeri akan dibawa karena mahasiswa adalah pemegang tonggak estafet suatu negara. Di tangan merekalah terletak tanggung jawab besar yang nantinya akan mengarahkan, mengubah dan memimpin. Fakta juga telah berbicara, bahwa mahasiswa telah mengambil peranan dan fungsi penting dalam sejarah suatu Negara dan perubahan. Hal ini telah terbukti di Indonesia ketika kala itu (1998) mahasiswa mampu melakukan perubahan dari orde baru menuju reformasi.
Tentu, dengan memahami hal tersebut, sebuah Negara harus mampu mencetak mahasiswa-mahasiswa berkualitas dan mumpuni, sehingga tidak ada sejarah hitam yang bahkan akan membawa suatu Negara pada kehancurannya. Sebuah bangsa tentu menginginkan kehidupan yang sejahtera, adil, dan ideal dalam negaranya. Hal ini tidak terlepas dari peran para pemimpin dan bagaimana ia dalam memimpin. Mahasiswa sebagai tonggak estafet yang akan meneruskan kepemimpinan tersebut harus menjadi generasi yang berkualitas. Dengan energi berlebih, semangat yang menggebu, intelektualitas serta bekal-bekal lain yang dimiliki para mahasiwa tentu hal ini menjadi modal cukup, sehingga harus diarahkan kepada sesuatu yang benar. Jika tidak, maka bukannya akan membawa Negara kepada kemajuannya namun bahkan akan membawanya pada kehancuran.
Memahami hal tersebut, maka tidak cukup jika mahasiswa hanya bergelut pada hal yang berbau akademis saja dengan tanpa memperhatikan apa yang terjadi di sekitarnya. Dalam hal ini, tidak salah jika dikatakan bahwa mahasiswa memiliki 4 peran fungi sebagai berikut : 1. Agen of Change, 2. Iron Stock, 3. Moral Force, dan 4. Social Control.  Keempat peran funsi tersebut tentu harus mampu berjalan sebagaimana mestinya, namun tidak cukup tanpa adanya suatu standar yang baku dan benar yang akan mengawal gerak mahasiswa sehingga benar-benar bisa membawa Negaranya pada kondisi ideal sebagaimana yang diharapkan.
Sebagai seorang Muslim yang mengimani bahwa kita adalah hamba dari Zat yang memiliki sifat Maha dan tidak ada satupun makhluk yang mampu menyamai-Nya, -Dialah Allah SWT- serta kita mengimani bahwa semua akan kembali kepada-Nya, maka tentu kita tidak bisa berjalan dan bergerak di dunia ini sekehendak kita. Allah SWT telah menciptakan manusia ke dunia ini lengkap beserta aturan dan petunjuk dalam menjalani kehidupan, itulah Syari’ah Islam. Islam tak hanya merupakan ajaran-ajaran dalam hal ritual semata, tetapi Islam merupakan sebuah ideology yang secara integral mengatur segala urusan manusia dalam hidup. Hal ini telah terbukti saat sekitar 1 abad yang lalu selama kurang lebih 2/3 dunia selama 14 Abad lamanya diatur dengan Syari’ah Islam dalam Institusi yaitu Khilafah. Banyak para Sejarawan baik Muslim maupun non Muslim mengakui dengan jujur bagaimana gemilangnya masa itu. Masa ketika negara dipimpin oleh manusia-manusia luar biasa dengan kondisinya yang benar-benar ideal, dipenuhi dengan keadilan dan kesejahteraan. Tidak ada satupun peradaban yang mampu menyamai keemasan peradaban Islam kala itu. Prestasi ini menjadi satu bukti torehan sejarah luar biasa yang telah diukir oleh generasi-generasi didikan Rasulullah SAW yang dibimbing langsung oleh wahyu Ilahi. Merekalah para shahabat Nabi, manusia-manusia hebat yang hanya menjadikan Islam sebagai satu-satunya standar yang mengarahkan gerak dan arah pandang mereka dalam kehidupan.
Memahami kenyataan tersebut, maka sudah selayaknya para mahasiswa Muslim mengupayakan dirinya agar mampu seperti sosok para Shahabat Rasulullah dan menjadikan Islam sebagai ideology yang mengarahkan gerak dan langkah mereka dalam mengubah, mengarahkan dan memimpin. Islam yang tidak hanya sebagai pengatur urusan ritual semata, tapi sebagai pengatur semua sendi kehidupan. Sehingga idealnya dalam setiap teriakannya, para mahasiswa meneriakkan perubahan kondisi kepada “supaya dijadikannya Islam sebagai pengatur urusan kehidupan manusia”. Hal ini tentu dengan tidak menafikan amanah mereka sebagai mahasiswa yang tetap harus menseriusi bidang yang ditekuninya di Perguruan Tinggi. Tak harus menjadi nomer wahid, tetapi ia harus mampu mengarahkan potensi yang ia miliki secara individu dengan benar sesuai arah pandang Islam untuk bisa memberikan manfaat kepada masyarakat walaupun kecil.
Maka, mahasiswa ideal adalah Mahasiswa Ideologis dan mampu melakukan “something” untuk kemaslahatan masyarakat walaupun kecil sesuai arah pandang Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Taqwa (Ali bin Abi Thalib)

1. Al-khaufu min Al-jalil
2. Al-'amalu bi at-tanzil
3. Al-isti'dadu li yaum ar-rohil
4. Al-qana'atu bi Al-qalil