Social Icons

Pages

Senin, 21 Oktober 2013

Intelektual Muda Generasi Cemerlang

         Generasi muda adalah tonggak estafet peradaban suatu bangsa. Ahh,, kata-kata yang sudah di luar kepala semua orang. Namun, harapannya itu tidak sekedar menjadi kata-kata bijak pelengkap LKS-LKS Bahasa Indonesia anak SMA saja, atau sekedar senjata pamungkas para orator2 kelas kencur. Bagaimanpun juga, generasi muda sampai kapanpun adalah orang2 muda berusia muda yang akan menggantikan mereka yang sudah tua. Merekalah yang akan mencetak peradaban, mau dibawa kepada kondisi keemasannya atau malah membawanya jatuh ke jurang kegelapan dan kehancuran. Semua orang pasti mengharap terwujudnya peradaban emas, bergelimang prestasi dan kesejahteraan yang hakiki yang dicetak oleh para generasi Intelek, berkepribadian istemewa yang berintegrasi pada nilai-nilai kebenaran.
Kalau kita melihat sekilas kondisi saat ini, bisa kita temukan bagaimana gambaran para generasi yang tak menampakkan tanda2 pembawa harapan semakin membaiknya kondisi negeri ini. Bagaimana tidak, tidak bisa dipungkiri subyek berbagai problem bangsa ini sebagian besar karena ulah para generasinya yang notabene mereka adalah para remaja sebagai output dari pendidikan jenjang SMP, SMA, Mahasiswa, dan sejenisnya. Tawuran antar pelajar, pergaulan bebas yang berimbas pada depresi; KTD; aborsi; munculnya berbagai penyakit kelamin; dll, narkoba, kerusuhan, dan berbagai kasus sosial lainnya. Tentu kondisi ini bukanlah yang kita harapkan.
Memang, tidak sedikit mereka yang telah menorehkan karya-karya inovatif dan kreatif, namun itu semua tidak lebih hanya untuk kepentingan pribadi, keluarga dan kelompoknya. Maka, tidak heran jika kondisi masyarakat pun tidak pernah berubah walaupun semakin banyak para intelektual yang melahirkan karya setiap tahunnya, bahkan masyarakat semakin terpuruk. Bayangkan saja, berapa banyak perlombaan2 tingkat Nasional maupun Internasional yang telah dimenangkan anak negeri, tugas-tugas akhir yang tercipta dari output perguruan tinggi, tesis, disertasi, berbagai hasil penelitian, dan sebagainya telah mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap perbaikan bangsa ini? Jawabannya tentu “Tidak ada”, tak lebih semuanya hanya tertumpuk menjadi buku lusuh di rak2 perpustakaan atau di tumpukan2 loakan.
Orientasi belajar mereka pun tak menggambarkan keinginan besar menuju perubahan yang hakiki. Ketika kuliah hanya sekedar untuk mendapatkan pekerjaan di masa depan, dan menjamin hidup keluarga agar tak pernah kekurangan materi. Ketika belajar hanya untuk mencari nilai bagus kendati pun dengan cara-cara yang menyimpang. Maka kejujuran, kehormatan, dan nilai-nilai kebenaran lainnya tidak pernah ada dalam jiwa para generasi muda, dan saat itulah pendidikan sudah kehilangan tujuannya yang hakiki.
Intelektual, sosok yang sangat diharapkan oleh bangsa dan masyarakat sangat dinantikan kiprahnya untuk melepaskan bangsa ini dari keterpurukan. Intelektual yang peduli, bukan individualis. Intelektual yang peka, bukan yang membebek dan berkiblat pada Barat. Mahasiswa termasuk salah satu di dalamnya. Tentu, saat ini yang diharapkan dari mahasiswa tidak hanya segudang prestasinya, namun bangun dan bergerak dengan membawa solusi yang membangun dan solutif bagi setiap permasalahan bangsa ini. Perubahan yang berlandaskan pada keimanan kepada Allah dan keintelektualitasan, bukan modal nekat semata. Sehingga mahasiswa islam pun harus bergerak dengan sebuah landasan ideologis agar tidak menjadi mahasiswa pragmatis yang menyebabkan kreatifitas berpikir mahasiswa terbatasi dalam pragmatisme pula.
            Sudah saatnya intelektual mahasiswa tersadar bahwa sistem pendidikan pragmatis yang dilahirkan dari penerapan ideology kapitalisme adalah musuh bersama yang menghancurkan kualitas generasi bangsa dan matinya peran mahasiswa. Dan tidak ada cara lain, sistem pendidikan pragmatis hanya akan tergusur dengan tegaknya ideology islam (khilafah) di muka bumi sebagai solusi sistemik atas permasalahan bangsa. Dan hanya dengan khilafah Islam lah Generasi Cemerlang akan terlahir dan intelektual2 muda berkualitas akan bermunculan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Taqwa (Ali bin Abi Thalib)

1. Al-khaufu min Al-jalil
2. Al-'amalu bi at-tanzil
3. Al-isti'dadu li yaum ar-rohil
4. Al-qana'atu bi Al-qalil