Social Icons

Pages

Senin, 21 Oktober 2013

Road To Success, Be Mawapres

         Menjadi manusia segudan prestasi adalah dambaan semua orang. Dengan segudang prestasi-prestasi itulah manusia merasa bahwa dirinya telah meraih kesuksesan. Mungkin akan demikian jika kita memandang kesuksesan adalah sebuah keberhasilan dalam hal mencapai sesuatu saja. Jika melihat dari pandangan tersebut maka sebenarnya sejak lahir manusia telah meraih banyak kesuksesan mulai ia diciptakan oleh penciptanya (Al-Khaliq) sampai bagaimana ia menjalani kehidupan.
Terlahir menjadi manusia adalah sebuah kesuksesan, karena kita telah mampu mengalahkan seluruh makhluk yang ada di dunia ini untuk mengurusi bumi, serta kita telah mampu mengalahkan jutaan sel sperma yang bersaing kekat mencapai telur ibu kita, sehingga terlahirlah kita. Bagi anak SD, mereka telah sukses/berhasil lulus TK. Bagi yang telah duduk di bangku SMP, mereka telah berhasil sukse/berhasil lulus SD. Bagi yang duduk di bangku SMA, dia telah sukses/berhasil lulus SMP, begitu juga dengan kita mahasiswa yang telah sukses/berhasil lulus SMA dan dalam persaingan ketat agar bisa masuk PTN. Atau kesuksesan-kesuksesan lain yang saat ini menjadi ukuran setiap orang dalam menilai berhasil tidaknya seseorang, misalkan berhasil meraih medali dalam berbagai ajang perlombaan, berhasil menjadi orang dengan kedudukan/jabatan tertentu, dsb. Semua hal tadi adalah keberhasilan2 yang dicapai manusia dalam kehidupan.
Melihat fakta di atas, sebenarnya kesuksesan dunia adalah sesuatu yang bisa dipandang relatif oleh siapapun. Sehingga, kita tidak bisa mengukurnya dari satu keberhasilan saja, maka sebenarnya disinilah perlu dibangun satu persepsi dan pandangan tentang sukses itu sendiri.
Sukses, sebenarnya merupakan suatu proses keberhasilan dalam aspek dunia dan akhirat. Yaps,,..sobat, memang kurang tepat rasanya jika sukses itu hanya kita ukur dari keberhasilan dunia saja. Mengapa demikian? Dunia, merupakan sesuatu yang sangat fana dan ada batasnya, sementara akhirat adalah sesuatu yang langgeng, abadi, dan hakiki. Akan sangat merugikan diri kita, jika kita hanya tersibukkan pada upaya-upaya meraih kesuksesan dunia, disamping memang pandangan terhadap kesuksesan dunia oleh masing-masing orang berbeda-beda. Maka disinilah kemudian kita harus meletakkan dasar dari segala kesuksesan itu sendiri yaitu bagaimana Allah (al-Khalik) memandang. Sukses yang sebenarnya adalah apabila kita telah berhasil menuai kenikmatan surga di akhirat kelak. Maka apapun yang menjadi target-target keberhasilan kita di dunia, kita harus menjadikannya mampu menghantarkan kepada kesuksesan akhirat kelak. Segala proses yang kita jalani di dunia ini haruslah disesuaikan dengan rambu-rambu dari Allah agar kesuksesan hakiki dan abadi itu bisa kita raih.
Kita pun bisa berkaca kepada manusia-manusia sukses terdahulu yang sudah menorehkan segudang prestasi-prestasi gemilang dalam memperjuangkan Islam, memberikan pengaruh besar kepada dunia sampai saat ini, yang dengannya mereka mampu meraih kesusesan akhirat. Seperti rasul kita Muhammad SAW, Umar bin Khattab, Abu Bakar As-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Saad bin Mu’adz, Ibnu sina, Ibnu Al-Haitsam, Maryam Al-Asturlabi, dll. Merekalah mutiara-mutia Islam dan dunia yang sangat kita rindukan perjumpaannya.
Nah, sobat bersegeralah untuk mengetahui rambu-rambu meraih sukses dari Allah, tentu itu hanya bisa kita dapat dari belajar Islam yang terus-menerus bersama-sama dengan orang-orang yang se-visi dengan kita. Kalau tidak sekarang, kapan lagi???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Taqwa (Ali bin Abi Thalib)

1. Al-khaufu min Al-jalil
2. Al-'amalu bi at-tanzil
3. Al-isti'dadu li yaum ar-rohil
4. Al-qana'atu bi Al-qalil