Menjadi manusia segudan prestasi adalah dambaan semua orang. Dengan
segudang prestasi-prestasi itulah manusia merasa bahwa dirinya telah meraih
kesuksesan. Mungkin akan demikian jika kita memandang kesuksesan adalah sebuah
keberhasilan dalam hal mencapai sesuatu saja. Jika melihat dari pandangan
tersebut maka sebenarnya sejak lahir manusia telah meraih banyak kesuksesan
mulai ia diciptakan oleh penciptanya (Al-Khaliq) sampai bagaimana ia menjalani
kehidupan.
Terlahir menjadi manusia adalah sebuah kesuksesan, karena kita telah
mampu mengalahkan seluruh makhluk yang ada di dunia ini untuk mengurusi bumi,
serta kita telah mampu mengalahkan jutaan sel sperma yang bersaing kekat
mencapai telur ibu kita, sehingga terlahirlah kita. Bagi anak SD, mereka telah
sukses/berhasil lulus TK. Bagi yang telah duduk di bangku SMP, mereka telah
berhasil sukse/berhasil lulus SD. Bagi yang duduk di bangku SMA, dia telah
sukses/berhasil lulus SMP, begitu juga dengan kita mahasiswa yang telah
sukses/berhasil lulus SMA dan dalam persaingan ketat agar bisa masuk PTN. Atau
kesuksesan-kesuksesan lain yang saat ini menjadi ukuran setiap orang dalam
menilai berhasil tidaknya seseorang, misalkan berhasil meraih medali dalam
berbagai ajang perlombaan, berhasil menjadi orang dengan kedudukan/jabatan
tertentu, dsb. Semua hal tadi adalah keberhasilan2 yang dicapai manusia dalam
kehidupan.
Melihat fakta di atas, sebenarnya kesuksesan dunia adalah sesuatu yang
bisa dipandang relatif oleh siapapun. Sehingga, kita tidak bisa mengukurnya
dari satu keberhasilan saja, maka sebenarnya disinilah perlu dibangun satu
persepsi dan pandangan tentang sukses itu sendiri.
Sukses, sebenarnya merupakan suatu proses keberhasilan dalam aspek dunia
dan akhirat. Yaps,,..sobat, memang kurang tepat rasanya jika sukses itu hanya
kita ukur dari keberhasilan dunia saja. Mengapa demikian? Dunia, merupakan
sesuatu yang sangat fana dan ada batasnya, sementara akhirat adalah sesuatu
yang langgeng, abadi, dan hakiki. Akan sangat merugikan diri kita, jika kita
hanya tersibukkan pada upaya-upaya meraih kesuksesan dunia, disamping memang
pandangan terhadap kesuksesan dunia oleh masing-masing orang berbeda-beda. Maka
disinilah kemudian kita harus meletakkan dasar dari segala kesuksesan itu
sendiri yaitu bagaimana Allah (al-Khalik) memandang. Sukses yang sebenarnya
adalah apabila kita telah berhasil menuai kenikmatan surga di akhirat kelak.
Maka apapun yang menjadi target-target keberhasilan kita di dunia, kita harus
menjadikannya mampu menghantarkan kepada kesuksesan akhirat kelak. Segala
proses yang kita jalani di dunia ini haruslah disesuaikan dengan rambu-rambu
dari Allah agar kesuksesan hakiki dan abadi itu bisa kita raih.
Kita pun bisa berkaca kepada manusia-manusia sukses terdahulu yang sudah
menorehkan segudang prestasi-prestasi gemilang dalam memperjuangkan Islam,
memberikan pengaruh besar kepada dunia sampai saat ini, yang dengannya mereka
mampu meraih kesusesan akhirat. Seperti rasul kita Muhammad SAW, Umar bin
Khattab, Abu Bakar As-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Saad bin Mu’adz, Ibnu sina,
Ibnu Al-Haitsam, Maryam Al-Asturlabi, dll. Merekalah mutiara-mutia Islam dan
dunia yang sangat kita rindukan perjumpaannya.
Nah, sobat bersegeralah untuk mengetahui rambu-rambu
meraih sukses dari Allah, tentu itu hanya bisa kita dapat dari belajar Islam
yang terus-menerus bersama-sama dengan orang-orang yang se-visi dengan kita.
Kalau tidak sekarang, kapan lagi???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar